Rabu, 17 November 2010

Kisah Singkat Kehidupan Baba


Sri Ratnakaram Kondama Raju (kakek Sai Baba) menikah dengan Sri Lakthmama, merek...a mempunyai dua orang putra : Pedda Venkappa Raju dan China Venkappa Raju. Pedda Venkappa Raju menikah dengan Eswaramba dengan nama keluarga "Ratnakaram" dari keturunan Bharadwaja Rsi Ghotra di desa terpencil Puttaparthi, Andhra Pradesh, India Selatan. Pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak yaitu : 1. Seshama Raju, 2. Venkama Raju, 3. Parwathama, 4. Satya Narayana.

Pada saat kelahiran Satya Narayana alat-alat musik di rumah Beliau semua berbunyi tanpa ada yang memainkan. Dibawah tempat tidur Beliau ada ular kobra, namun ular tsb tidak menganggu Satya Narayana, bahkan ular itu melindungi Satya Narayana dari bahaya yang mungkin terjadi. Baba lahir hari Senin tanggal 23 Nopember 1926, bulan suci Kartika (hari yang dipersembahkan untuk memuja Siwa), bintang Ardha (pada saat bulan, hari dan bintang muncul secara bersama-sama), tahun Akshaya (yang tak pernah ditolak, yang selalu sempurna). Semua orang heran melihat bayi yang baru lahir tersebut tersenyum. Bayi itu memiliki tahi lalat di pipi sebelah kiri dan di dadanya. Di telepak kakinya terdapat tanda berupa gambar Sangka dan Chakra.

Subbamma, tetangga Eswaramba sangat menyayangi Sathyanarayana. Suatu hari, ketika Subbamma menyuapkan makanan kepada Sathyanarayana kecil Subbamma terkejut karena saat melihat Sathyanarayana membuka mulut, Subbamma melihat alam semesta tedapat di dalam mulut kecil Sathyanarayana. Subbamma terkejut dan mengalami kebahagiaan rohani karena melihat kejadian tersebut. Kejadian itu mirip dengan kisah masa kecil dari Avatar Sri Krishna yang ditulis dalam kitab Bhagavata Purana. Diceritakan kakak-Nya Krishna, Balarama, menuduh Krishna memakan tanah, Ibu Yashoda kemudian memaksa Krishna untuk membuka mulut-Nya. Ibu Yashoda terkejut karena melihat alam semesta berada dalam mulut Sri Krishna. Hal serupa pernah juga terjadi pada saat Shirdi Sai Baba – penjelmaan Sai Baba sebelumnya, menelen kelereng yang dimenangkan dalam permainan. Oleh Ibu si anak yang kalah bermain dipaksa untuk membuka mulut dan mengeluarkan kelerengnya. Namun yang dilihat dalam mulut Shirdi Sai Baba adalah alam semesta dalam mulut Shirdi Sai Baba.

Tujuan utama Sathya Sai Baba di jaman sekarang ini dilaksanakan secara perlahan dan bertahap, tidak tergesa-gesa, sehingga memerlukan perubahan yang memakan waktu jangka panjang. Untuk itu Beliau berencana sampai tiga kali mengganti wujud pisik-Nya dalam zaman ini. Perwujudan yang pertama Shirdi Sai Baba, yang kedua Sathya Sai Baba (Satya Narayana sekarang di Puttaparthy) dan yang akan datang Prema Sai yang menjelmakan diri-Nya di Mysor. Sathya Sai Baba telah menyatakan akan Mahasamadhi (meninggalkan tubuh fisik) di usia 96 pada tahun 2022 Masehi dan delapan tahun kemudian (tahun 2030 Masehi) akan berinkarnasi kembali sebagai Prema Sai Baba. Menurut-Nya, Prema Sai Baba akan lahir di Karnataka, di sebuah tempat antara Bangalore dan kota Mysore, India.

Pada kehidupan-Nya di Puttaparthy pun peran-Nya dibagi menjadi tiga tahapan. Pada usia sampai dengan enam belas tahun Beliau akan sibuk bermain dan bersenda gurau (permainan Illahi). Kemudian usia enam belas tahun berikutnya sampai dengan tiga puluh dua tahun Beliau akan menarik orang-orang kepada Beliau dengan mahima atau keajaiban atau mukjizat (mukjizat sebagai manifestasi kebesaran Tuhan atau Avatar, agar dapat memberikan sentosa atau kedamaian pada generasi masa kini). Mukjizat ini sering Beliau katakan hanya kartu pengenal saja. Tanpa kartu pengenal, tidak seorangpun dapat menduga kebesaran Beliau, sekalipun hanya aspeknya yang terkecil. Mukjizat-mukjizat Beliau sangat banyak, dari menciptakan sesuatu, memelihara atau mengamankan, sampai melenyapkan atau memusnahkan sesuatu. Hanya dengan melambaikan tangan Beliau mampu menciptakan patung, gambar, salib, tasbih, boneka, jam tangan, cincin dan sebagainya, pendeknya segala sesuatu, baik yang sudah biasa dikenal oleh orang sampai benda yang belum diketahui orang, menghidupkan orang mati, melipatgandakan makanan dllnya. Usia tiga puluh dua tahun dan seterusnya, Beliau lebih memfokuskan kepada Upades atau ajaran-ajaran Spiritual untuk membimbing menusia untuk selalu menjalankan Lima Nilai-Nilai Kemanusiaan yang ada pada diri manusia sejak lahir yaitu : Satya (kebenaran), Dharma (kebajikan), Prema (kasih sayang), Santhi (kedamaian) dan Ahimsa (tidak menyakiti atau menyiksa mahluk). Kelima ajaran ini dikenal dengan Panca Pilar Kehidupan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar